Jumat, 22 April 2016

Ivan Scumbag Ex Burgerkill

Ivan Firmansyah (lahir di Bandung, 19 April 1978 – meninggal di Bandung, 27 Juli 2006 pada umur 28 tahun) alias scumbag adalah vokalis band heavy metal, Burgerkill, asal Bandung, Indonesia. Mengawali karier bersama Infamy era 90-an, di pertengahan dekade tersebut kemudian bergabung bersama Aris Tanto alias Eben, Kimung, juga Dadan merintis Burgerkill.
sebagai pribadi yg menyenangkan,juga pendiam. Minatnya akan musik telah terlihat sejak ia masih kecil. Dan mulai bermain band sejak ia bersekolah di sekolah menengah pertama. Akhirnya setelah berulang kali membentuk band,pada tahun 1995 ia masuk Burgerkill yang didirikan oleh Eben dan Kimung. Burgerkill pada awal karirnya lebih sering main di Jakarta. Bahkan sempat disangka band Jakarta karena hal tersebut. Disamping memang pada waktu itu mereka masih membawakan Old School Hardcore Seperti Minor Threat, Circle Jerks, Black Flag, yg notabenenya lebih banyak dimainkan oleh band band Hardcore Jakarta dibandingkan dengan Bandung.
Kendati darah seninya telah mengalir dari Ayahnya, karena memang seorang seniman handal. Semenjak itulah Ia kerap menghabiskan waktunya bermain musik ria. Aliran Bawah tanah menjadi gender yang diusungnya kelak. Burgerkil jadi pelabuhan sekaligus muara dalam mengekpresikan kegelisahan, kecambuk hatinya saat mengejar persoalan yang dihadapinya. Namun, ada yang unik dari Scumbag ini. Meski seorang pentolan kelompok Metal yang sarat pengguna dzat adiktif, tapi dalam urusan ibadah tak mau ketinggalan. Misalnya saat puasa di bulan ramadhan Ia selalu menasihati kawan-kawanya untuk tetap shaum dan shalat.
Ia sempat kuliah disalah satu purguruan tinggi negeri bergengsi didaerah Jatinangor, Sumedang. Akan tetapi, karena ia merasa musik adalah jalan hidupnya,ia pun memutuskan untuk drop out,dan terus menghajar jalanan bersama Burgerkill. Ivan tidak pernah hidup menetap disuatu tempat. Walaupun pada dasarnya Ivan dulu tinggal bersama keluarganya, namun setelah ayahnya meninggal Ivan memutuskan untuk keluar dari rumah karena tidak ingin membebani ibunya.Ia lebih sering menghabiskan waktunya dijalanan,atau dirumah sahabat sahabatnya. Ia merasa sangat menikmati kehidupannya tersebut. Ia begitu membumi dengan segala kerendahan hatinya walaupun bisa dibilang ia adalah seorang panutan dikomunitas bawah tanah Bandung.
Satu hal lagi yang tak kalah menarik darinya, keinginya untuk menulis terpatri dalam coretan dinding kamar WC Rony salah satu kawan karibnya dan buku hariannya.  Ikhtiar sekaligus mengikuti orang beradab dalam menulis terus mengebu-gebu bak api, manakala Ia mendapatkan tawaran membuat ilustrasi untuk buku ‘Tiga Angka Enam’ karya Addy Gembel (Forgoten) dari Minor Books yang dikomandoi oleh Kimung. Keterlibatanya dalam dunia tarik suara tak bisa diragukan lagi. Band Burgerkill tak bisa dipisahkan darinya lasmana dua sisi mata uang. Kegigihanya dalam berdendang menorehkan beberapa karya monumental. Hingga kini terkenang dalam ingatan pecinta musik underground.
diantaranya; “DUA SISI” MC Album, Riotic Records, (2000), “BERKARAT” MC & CD Album, Sony Music Ent. Indonesia, (2003), “DUA SISI REPACKED” MC & CD Album, Sony Music Ent. Indonesia, (2005), “BEYOND COMA AND DESPAIR” MC & CD Album, Revolt! Records, (2006).

Beberapa penghargaan pun telah diraihnya. Antara lain Nominator “Band Independent Terbaik” versi majalah NEWSMUSIK Indonesia, (2000), Exclusive 1 year Endorsement “PUMA Sports Apparel” USA, (2001), Exclusive 2 year Endorsement “INSIGHT Clothing” Australia, (2002),  Award “Best Metal Production” (“Berkarat”, Sony Music Ent.), AMI AWARDS, (2004), Salah satu Album Terbaik (“Beyond Coma…”, Revolt! Records) versi majalah RIPPLE Indonesia, (2006), 20 Album Indonesia Terbaik (“Beyond Coma…”, Revolt! Records) versi majalah ROLLING STONE Indonesia, (2006), Original Soundtrack “Hantu Jeruk Purut” Movie, Indika Film, (2006), Original Soundtrack “Malam Jum'at Kliwon” Movie, Indika Film, (2007).

terbukti hingga sekarang mereka tetap konsisten memainkan musik yang mereka sukai, tidak terpancing oleh arus trend yang global. Justru merekalah yang kemudian menciptakan trend di kalangan musisi underground Bandung, Bahkan Indonesia.
Para penikmat musik underground masih belum percaya akan sosok dari seorang Scumbag yang telah meninggalkan dunia. Lengkingan dan teriakan yang sangat gahar menyuarakan realita kehidupan masih terus menggema di telinga. Sosok yang ramah, pribadi yang menyenangkan, dan banyak memberikan motivasi itu memang sudah tiada. Ivan Scumbag adalah sosok yang banyak memberikan motivasi dan menciptakan hal-hal baru untuk dunia underground Indonesia. Sosok Ivan yang sangat berkarisma diatas panggung dengan cepat menyedot perhatian massa. Gayanya yang ugal ugalan dan tidak bisa diam menyihir banyak orang. Ia mendedikasikan dirinya sebagai seorang Scumbag pada waktu itu. Dan ia memang pantas mendapatkan julukan tersebut.
Ivan dikenang dengan rintisan karyanya bersama Burgerkill mulai dari konser bawah tanah hingga menjadi sorotan media nasional, dari label rekaman komunitas hingga raksasa Sony Music Entertainment Indonesia.Ia dapat dikenali dengan karakter vokal khas, diksi yang eksplisit dan lantang, meski ini berbalik dengan coretan lirik depresif juga gelap yang diasumsikan sebagian pendengar setianya sebagai ekspresi psikologi personal.
Sebuah kisah yang menarik dari seorang pentolan underground. Begitu banyak pembelajaran yang diberikan oleh kehidupan Ivan. Begitu banyak kehidupan di luar kita yang tidak sepatutnya kita remehkan. Lagi-lagi, menghormati adalah hal terpenting yang harus kita miliki dalam diri kita.


*Dirangkum dari berbagai sumber*

Dewi Lestari - Filosofi Kopi

Filosofi Kopi adalah sebuah buku fiksi karya Dewi Lestari yang akrab dipanggil dengan nama Dee.
Melalui buku Filosofi Kopi ini, Dee ingin menghadirkan bagaimana perjuangan seorang yang memiliki hobi terhadap kopi dan memaknai kopi dari sudut pandang kehidupan.
Menurut saya buku ini sangat bagus dan cerita nya sarat akan makna .
Wajar saja kalau buku fiksi karya Dewi Lestari ini dianugerahi sebagai karya sastra terbaik tahun 2006 oleh majalah Tempo . Pada tahun yang sama, Filosofi Kopi juga berhasil dinobatkan menjadi 5 Besar Khatulistiwa Award kategori fiksi.
Pencapaian sangat maksimal oleh Dewi Lestari untuk menciptakan karya fiksi terbaik .

Burgerkill - Beyond Coma And Despair

Dan inilah Beyond Coma And Despair adalah album ketiga dari sebuah band metal Indonesia asal Bandung ujungberung, Burgerkill.
Album ini dirilis pada tahun 2006 oleh Revolt! Records Indonesia dan Album ini juga dirilis di Australia dua tahun setelahnya dibawah Xenophobic Record sebagai distributor. Warisan terakhir dari salah satu vokalis metal paling kharismatik,mendiang Ivan Scumbag. Salah satu album dengan sound terbaik di Indonesia. "Dan ini tidak hanya berlaku dalam lingkup metal saja!". berisi 12 lagu metal/hardcore dalam mood yang paling edan dan sakit. Rilisan ini memiliki arti yang sangat mendalam bagi Ebenz dkk yang memilih cabut dari label mayor dan merilis sendiri album tersebut.

1.   Darah Hitam Kebencian
2.   We Will Bleed
3.   Shadow of Sorrow
4.    Laknat
5.    Angkuh
6.    Suffer to Death
7.    Anjing Tanah
8.    Last Escape
9.    Agony Remains Insane
10.  Atur Aku
11.  Beyond Coma and Despair
12.  Unblessing Life

Dibuka oleh tembang Darah Hitam Kebencian yang full distorsi Cukup keras dan mematikan. Nyaris serupa juga pada Shadow of Sorrow. Cepat dan intens. Riff gitar dalam We Will Bleed dan Angkuh membuktikan referensi sound metal mereka ke arah Eropa atau lebih tepatnya Sweden. Dengarkan juga Anjing Tanah yang diawali intro akustik gitar yang cantik, dan lalu berubah drastis, porak-poranda tak terkendali. Oke, sampai sini anda boleh membuang jauh-jauh konotasi Burgerkill dengan musik straight-hardcore yang standard. Meski mereka juga mengkover Atur Aku milik Puppen. Tapi anda akan sulit mempercayai seperti apa hasilnya. Mendengarkan nomor instrumentalia, Beyond Coma and Despair, rasanya seperti menemukan To Live Is To Die-nya Metallica di album And Justice For All. Nuansanya begitu mirip serta mendukung. Dan pada akhirnya, Unblessing Life jadi isyarat serta kata-kata perpisahan yang perih dari lubuk Ivan.

Almarhum Ivan menulis lirik yang jauh lebih personal, kelam dan depresif dari sebelumnya. Seakan jadi indikasi dari kondisi dan akhir perjalanan hidupnya. Beyond Coma And Despair ibarat pintu ziarah menuju liang kreasi dan dedikasi Scumbag kepada Burgerkill dan masyarakat metal Indonesia. Secara kualitas produksi, album ini layak berada di tempat teratas. Angkat topi yang tinggi untuk mister Yayat Achdiyat selaku produser album ini. Semua personil juga bermain di atas rata-rata. Tak heran hasilnya adalah sekumpulan musik bagus yang tergarap serius dan matang. Anda boleh percaya bahwa album mayor pun tak akan pernah sebaik ini. Well, jika ini yang mereka sebut sebuah album balas dendam, maka Burgerkill sebenarnya sudah berhasil. Sebab musik cadas nasional telah memiliki juaranya dan balas dendam itu sudah mulai tertuntaskan !!

Gore Infamous - Cadaver In Methodical Overture

Walaupun hanya berbentuk EP (mini album), Cadaver in Methodical Overture yang dirilis tahun 2012 kemarin ini luar biasa dahsyatnya. SICK AS FUCK! Hanya dengan mendengarkan sekali saja sudah membuat saya geleng-geleng kepala. Bila diteruskan saya yakin akan menimbulkan kekacauan tersendiri. Terkesan lebay? Silakan dengerin sendiri aja deh.

GORE INFAMOUS adalah band beraliran brutal death metal yang masih relatif baru. Terbentuk sejak tahun 2010 lalu. Berasal dari kota Bandung. Kota yang dikenal karena banyak memiliki band-band death metal. Sebab hampir tiap tahun saja selalu bermunculan band-band baru yang mengusung aliran tersebut. GORE INFAMOUS dihuni oleh tiga orang. Yaitu Rendra pada posisi deep guttural, Egie Devoid yang memainkan gitar dengan efek suara yang menderu-deru itu dan terakhir Asep Necro Grind yang menggawangi posisi drum. Saya kurang begitu tahu dengan posisi bass. Setahu saya GORE INFAMOUS menggunakan additional player. Sepertinya sekarang mereka sudah memiliki pemain bass tetap. Nanti akan saya infokan lagi bila sudah mendapatkan info yang valid.

Berdasarkan pengakuan ketiga personilnya, nama GORE INFAMOUS diambil dari kata terakhir dua buah band idola mereka. Yaitu BLOODY GORE dan DIRTY INFAMOUS. BLOODY GORE adalah band asal kota Jakarta yang sempat merilis sebuah EP dengan judul Blood Driven Vehemence. BLOODY GORE kini sudah berubah nama menjadi FUNERAL INCEPTION (sejak tahun 2002). Sedangkan DIRTY INFAMOUS berasal dari salah satu kota di Jawa Timur, yaitu Jember. Baik BLOODY GORE maupun DIRTY INFAMOUS memainkan brutal death metal.

Semenjak terbentuk, GORE INFAMOUS mengeluarkan beberapa buah singlenya. Dan single-singlenya selalu menjadi menarik perhatian penikmat musik keras Indonesia. Bahkan juga internasional. Termasuk Daniel Osborn selaku pemilik dari label rekaman bernama New Standard Elite (California, Amerika Serikat). Alhasil, GORE INFAMOUS digaet dan melakukan kontrak dengan pihak New Standart Elite dengan terlebih dahulu merilis sebuah EP (mini album) berjudul Cadaver in Methodical Overture. Tentunya ini menambah kebanggaan bagi dunia musik bawah tanah Indonesia bahwa ada band Indonesia yang bekerja sama dengan pihak label rekaman luar negeri. New Standard Elite sebelumnya pernah bekerja sama dengan band Indonesia lainnya. Diantaranya seperti LUMPUR, ASPHYXIATE dan INJURY DEEPEN.

Kita kembali ke EP (mini album)-nya. Cadaver in Methodical Overture berisikan empat buah lagu yang keempat-empatnya menawarkan suatu keributan tersendiri. Bila kalian penikmat sejati DISGORGE, HUMAN MASTICATION, PUTRIDITY sampai dengan CONDEMNED, dijamin deh kalian akan suka.

Track pertama pembuka EP (mini album) adalah Fury to Desperation (04:54). Brutal sejak detik pertama hingga detik penghabisan. Pada bagian akhir sedikit diciptakan suasana break down atau yang dikenal dengan istilah slam. Track berikutnya yaitu Festering Intestines (03:52). Sama seperti sebelumnya. Tetap brutal, permainan drum yang sangat intens dan diiringi dengan riff-riff gitar yang berbunyi seperti angin topan. Kemudian disusul dengan lagu Visions of Slaughtering (05:14). Merupakan lagu milik GORE INFAMOUS yang sangat digemari oleh para metalhead. Sangat DISGORGE. Namun bukan berarti menjiplak secara mentah-mentah. Tetap terasa sentuhan dari karakter GORE INFAMOUS itu sendiri. Dan lagu terakhir yang juga sekaligus menjadi lagu penutup EP (mini album) ini adalah sebuah track title, Cadaver In Methodical in Overture (03:54). Feel free to headbang your fucking head!

Sebuah rilisan yang sangat layak untuk diapresiasi. Sangat direkomendasikan bagi kalian penikmat sejati brutal death metal. Jika sudah begini, dengan didukung oleh label yang finansialnya bagus, saya yakin GORE INFAMOUS akan kembali hadir menyapa kita dengan rilisan-rilisan super sintingnya lagi. Sebuah full length album, itulah yang dinantikan. Sembari menunggu karya mereka terbarunya, silakan kalian nikmati dulu EP (mini album) Cadaver in Methodical Overture yang sudah dijual dan dapat di beli di toko online.

*Di rangkum dari berbagai sumber